Ekspektasi Buah Kedondong dalam Tubuh Lembaga Pendidikan Indonesia

   
Ekspektasi Buah Kedondong dalam Tubuh Lembaga Pendidikan Indonesia

Ekspektasi Buah Kedondong dalam Tubuh Lembaga Pendidikan Indonesia

 

Oleh: Syahrul 

(Mahasiswa Semester 1 Jurusan PAI/Tarbiyah STAI Al-Furqan Makassar) 

•••

Mari mengakui diri--kita sebagai produk lembaga pendidikan, pernahkah mempertanyakan perihal relavan-relavansi yang saling beringgungan, yang hubungan saling tarik menarik bak dua kutub magnet yang mempunyai tegangan. Ataukah hubungan tersebut hanya sekadar apirmasi budaya pendidikan yang kita unjuk membenarkan, kalau tidak bisa disebut pembenaran. 


Lembaga yang didalamnya "menjual" Pendidikan--tepatnya. Menawarkan menu-menu masa depan, tentu beragam varian; dipanggang, dimasak, digoreng. Apapun itu, itulah yang ditawarkan kepada pelanggan yang bisa saja disebut pelajar ataupun peserta pendidikan. 


Sialnya, semesta kadang manut-manut saja melihat manusia "membodohi" dirinya dengan menjadi penikmat barang manipulatif berbentuk administratif demi legalitas terlampir atas sebuah pengakuan telah menempuh jalur pernuntutan ilmu. 


Tanpa menyembunyikan lembaga pendidikan kita yang memang untuk sebuah tujuan kemuliaan, namun nyatanya dan ratanya. Masa depan apa sih yang benar-benar dibuatnya untuk generasi kita?. 


Rumus-rumus, teori-teori, defenisi-defenesi, sudah sangat berseliweran di media digital dan non-digital, bagai kacang goreng di perayaan pasar malam. 


Orang-orang tua sedari awal mungkin telah menyadarinya atau seenda'nya merasa. Bahwa anakku sekolah untuk sekadar cari kerjakah? Sekadar mendapat gaji tinggikah? Atau sekadar bagian dari cara lain untuk mengupgrade gengsi di masyarakat kita. 


Kebijakan dari pusat, mungkin baik-baik saja, tapi bagaimana lembaga pendidikan kita mengimaninya, itu yang mungkin rusak-rusak saja. 


Ekspektasi memanglah akan tetap menjadi ekspektasi bentuk-bentuk masa depan yang akan diraih generasi kita, namun selama dan dikenalnya kini hanya sekadar buah kedondong yang berduri didalamnya dan mulus luarannya. 


Maka perlu kita kembali berbenah dan membenahi, tentang apa yang perlu dan penting di tubuh lembaga pendidikan kita. Sebab sekadar pendidikan tanpa gairah kemuliaan, takkan mampu menjadikannya mem-pendidikan. 


Sebagaimana ungkap Mark Twain, "Pendidikan Utama terdiri dari dari apa yang tidak kita pelajari."


•••

_Salam dari Mahasiswa Asrama Al-Furqan yang merenungi tertumpuknya cucian. 


~~~

Penyunting: Tim Media Al-Furqan Info

©STAI AL-FURQAN INFO


Last update

1 Comments

+ Add
Anda Benar,sadar atau tidak makanlah buah kodong itu..jabat erat..🤦🤦
Add Comment